Sabtu, 27 September 2008

Rusia Kerahkan Kapal Perang ke Perairan Somalia

Mogadishu, (ANTARA News) - Sebuah kapal perang Rusia bergerak menuju perairan lepas pantai Somalia, Jumat, setelah sebuah kapal barang Ukraina dibajak bersama tank-tank dan peralatan berat lain militer di dalamnya.

Kapal Faina berbendera Belize, dengan 21 orang awaknya, dibajak pada hari Kamis dalam pelayaran menuju pelabuhan Mombasa Kenya.

Kapal itu dikabarkan membawa 30 tank tempur T-70 dan suku cadang kendaraan lapis baja.

Andrew Mwangura, yang menangani Program Bantuan Pelaut cabang Kenya, mengatakan, kapal itu berangkat dari Baltik dengan membawa 2.320 ton peralatan militer.

Ketika mengumumkan pengiriman kapal perang itu, jurubicara angkatan laut Rusia Igor Dygalo mengatakan, alasan bagi pengerahan kapal perang frigat itu adalah "meningkatnya serangan-serangan bajak laut, termasuk terhadap warganegara Rusia".

Keberadaan Faina belum diketahui hingga Jumat, namun perompak Somalia seringkali membawa kapal sandera ke Eyl, sebuah kota pelabuhan di kawasan utara Puntland.

Pemilik barang-barang kiriman itu, yang dikabarkan berasal dari negara Baltik, tetap belum jelas, namun sebagian besar negara Afrika timur menggunakan Mombasa untuk impor mereka.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, Kamis malam, pihak berwenang menyatakan bahwa pengiriman barang itu dilakukan oleh perusahaan Tomax Team yang bermarkas di Ukraina.

Awak kapal itu mencakup 17 orang Ukraina, tiga orang Rusia dan seorang Latvia, kata perusahaan tersebut.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun ini.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Mohamed Siad Barre pada 1991.(*)Sumber Berita ANTARA

Selasa, 23 September 2008

Terjadi Peningkatan Kriminalisasi Pers, Perlu Revisi UU Pers

Jakarta (ANTARA News) - Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus gugatan hukum terhadap pers atau yang disebut kriminalisasi pers atau upaya memperkarakan jurnalis secara hukum melalui jalur pidana maupun jalur perdata.

"Kriminalisasi biasanya dimaksudkan untuk menghukum pers layaknya kriminal dan biasanya dengan pencemaran nama baik yang konsekuensinya hukuman penjara," kata Koordinator Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Eko Maryadi pada Diskusi tentang kriminalisasi terhadap pers di Jakarta, Senin.

Atau dengan gugatan perdata di mana perusahaan pers digugat dengan delik perbuatan melawan hukum yang berimplikasi pada hukuman denda, ujarnya.

Berdasarkan catatan AJI 2007-2008, lanjut dia, jumlah kasus penghukuman terhadap pers sampai tujuh kasus, antara lain putusan bersalah terhadap Majalah Time terkait laporan kekayaan Soeharto.

"Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung pimpinan Mayjen TNI (purn) German Hoedianto memutuskan Time melakukan pencemaran nama baik dan harus membayar denda Rp1 triliun," katanya.

Kasus lain adalah tuntutan hukum terhadap Bersihar Lubis, kolumnis opini Koran Tempo tentang "Kisah Interogator (Jaksa) yang Dungu" di mana Bersihar divonis bersalah dan dihukum penjara percobaan satu bulan, katanya.

Selain itu kasus tiga berita Koran Tempo tentang illegal logging yang mengharuskan Tempo membayar denda Rp220 juta plus merilis permintaan maaf di 15 media dengan nilai iklan Rp17 miliar.

"Ada juga kasus Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakpus mengabulkan gugatan PT Asian Agri terhadap Majalah Tempo terkait pemberitaan dugaan manipulasi pajak Rp1,3 triliun oleh Sukanto Tanoto, yang akhirnya menghukum Tempo denda Rp50 juta dan permintaan maaf di tiga media," katanya.

Karena itu, menurut dia, perlu ada revisi UU Pers no 40/1999 karena UU tersebut terasa mandul dan masih bisa diterobos oleh pasal-pasal pidana dan perdata.(*)Sumber Berita ANTARA

Senin, 22 September 2008

Komisi I DPR RI Tidak Hambat Pengadaan Sukhoi

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H Pareira, menyatakan, pihaknya sama sekali tidak punya niat menghambat atau memperlambat pengadaan pesawat-pesawat tempur Sukhoi dari Rusia dengan menggunakan fasilitas kredit ekspor senilai 335 juta dolar AS.

"Tidak benar kalau DPR RI atau Komisi I menghambat pengadaan Sukhoi itu. Alasannya, pertama, surat dari Menteri Keuangan (Menkeu) kepada DPR RI mengenai penggunaan kredit ekspor (KE) baru masuk minggu yang lalu," tegasnya kepada ANTARA, di Jakarta, Senin pagi.

Ia mengatakan itu menanggapi pernyataan dua petinggi di Markas Besar TNI Angkatan Udara (AU) yang terkesan menuding pihak Komisi I DPR RI sebagai biang tertunda-tundanya pengadaan Sukhoi tersebut, sebagaimana diberitakan ANTARA (Sabtu akhir pekan lalu).

"Saya kira ini `jauh panggang dari api`. Banyak bukti yang menunjuk kamilah yang sangat `eager` dalam hal memperjuangkan kebutuhan esensi minimum sistem pertahanan negara. Kok sekarang dituduh begini," tanya Andreas Pareira.

Hal senada juga sebelumnya ditegaskan secara terpisah oleh rekannya dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Joko Susilo, dan Jeffrey Massie (Fraksi Partai Damai Sejahtera) serta Hajriyanto Yasseir Tosari (Fraksi Partai Golkar).

Malah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra (Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi), lebih spesifik meminta penegasan, dalam hal apa komisinya seolah-olah menghambat pengadaan Sukhoi tersebut.

Sementara itu, Andreas Pareira mengungkapkan alasan kedua mengapa pihaknya belum melakukan pembahasan soal pengadaan Sukhoi terbaru.

"Di samping baru masuknya surat dari Menkeu tentang KE di atas, juga Komisi I DPR RI harus mendahulukan pembahasan pagu indikatif anggaran Departemen Pertahanan (Dephan) dan mitra kerja komisi lainnya. Di samping itu, sudah ada agenda-agenda rapat lainnya yang sudah diagendakan lebih dahulu," ungkapnya.


Bisa Mempertanggungjawabkan

Selanjutnya alasan ketiga, kata Andreas Pareira, oleh karena jumlah penggunaan KE yang cukup besar, sekitar 335 juta dolar AS, sehingga Kelompok Kerja (Pokja) Pertahanan dan Panitia Anggaran (Panggar) Komisi I DPR RI perlu meng-`approve` sebaik mungkin proses pengadaaan Sukhoi ini.

"Ini tentu amat penting, agar baik dari segi prosedur maupun aspek teknis, Komisi I DPR RI bisa mempertanggungjawabkannya, bahwa pengadaan ini sesuai kebutuhan pertahanan, dari segi harga, efisiensi dan dari segi teknis laik pakai," tandasnya.

Kemudian, alasan keempat, Komisi I DPR RI akan mengagendakan pembahasannya terlebih dulu, tetapi tentu pembahasan sesuai agenda yang disusun komisi.

"Hal kelima, saya malah merasa aneh dan curiga, kalau ada pihak yang mengatakan Komisi I DPR RI menghambat. Mungkin yang menghendaki persetujuan cepat, dan DPR RI sekedar `stempel` adalah penjual, `supplier` atau `broker`-nya," tuding Andreas Pareira.(*)Sumber berita ANTARA

Minggu, 21 September 2008

Pembom Bunuh Diri Tewaskan 40 Orang di Hotel Pakistan

Islamabad (ANTARA News) - Pembom mobil bunuh diri telah menyerang hotel Marriott di ibukota Pakistan Islamabad Sabtu, menewaskan sedikitnya 40 orang dan mengubah hotel itu menjadi neraka, kata polisi.
Ketika api melanda hotel itu, yang terkenal dengan orang asing, polisi mengatakan masih ada orang yang terperangkap di dalam.
"Sebuah mobil yang dimuati-bom membentur pintu masuk Marriott dan sejauh ini kami telah mengeluarkan 40 orang yang tewas, tapi jumlahnya dapat jauh lebih banyak," kepala polisi Asghar Raza mengatakan.
Beberapa jam sebelum ledakan itu Presiden Asif Ali Zardari, yang telah melakukan pidato pertamanya pada parlemen, beberapa ratus meter ke timur dari hotel itu, mengatakan terorisme akan dibasmi.
Puluhan mobil di luar hotel itu hancur dan jendela pecah pada bangunan ratusan meter jauhnya.
Militan terkait-al Qaida yang bermarkas di tempat persembunyian di perbatasan Afghanistan telah melancarkan kampanye serangan bom berdarah sebagai pembalasan atas serangan oleh pasukan keamanan.
Hotel itu telah dibom dua kali sebelumnya, tapi ledakan Sabtu malam adalah yang paling serius di ibukota Pakistan sejak negara itu bergabung dengan kampanye melawan militansi pimpinan-AS akhir 2001.
Kebakaran mulai di sedikitnya dua tempat di bangunan itu dan meluas ke tempat lainnya di hotel yang memiliki 290 kamar yang terletak di kaki bukit Margalla di pusat kota itu.
Sebuah lubang sedalam 20 kaki (6 meter) diledakkan ke jalan di depan pagar keamanan hotel. Jalan itu kotor dengan debu dan dahan yang patah dari pohon di tepi jalan dan asap pedas lepas ke udara.
Mulai berteriak
Ledakan itu telah menjatuhkan plafon di sebuah ruang pesta tempat sekitar 200 hingga 300 orang sedang makan untuk membatalkan puasa pada bulan suci Ramadhan.
Imtiaz Gul, seorang wartawan, termasuk di antara mereka.
"Kami baru saja berlari untuk meliput, saya dapat melihat banyak orang terluka tergeletak di sekitar saya," kata Gul.
Seorang pelayan, Mansoor Abbasi, di dalam hotel setelah ledakan itu, minta keluar pada setiap orang yang selamat yang tergeletak dalam puing.
"Saya baru saja menjatuhkan gelas ketika itu (ledakan) terjadi...Setiap orang mulai berteriak. Saya telah mengeluarkan 16 orang yang terluka," kata Abbasi, yang jaketnya termoda dengan darah.
Seorang dokter di rumah sakit ibukota mengarakan 70 orang yang terluka telah dibawa masuk. Seorang pejabat di rumsah sakit lainnya mengatakan 23 mayat dan 97 orang yang terluka telah dibawa masuk ke rumah sakit itu.
Televisi Dawn mengatakan beberapa orang asing terluka.
Pemilik hotel itu mengatakan kendaraan yag membawa bom telah dihentikan di pagar depan dan diperiksa oleh penjaga setelah seekor anjing pembau-bom menimbulkan peringatan.
"Anjing penjaga itu memperingatkan mereka dan ketika mereka mulai menggeledah kendaraan itu, orang tersebut meledakkan dirinya," kata pemilik hotel, Sadruddin Hashwani, pada wartawan di luar hotel.
Zardari, duda bekas perdana menteri Benazir Bhutto, dekat dengan AS dan sebelumnya telah berjanji untuk mempertahankan komitmen Pakistan yang bersenjata-nuklir pada serangan pimpinan-AS terhadap militansi, meskipun hal itu sangat tidak populer.
Dalam pidatonya pada parlemen, ia mengatakan Pakistan harus menghentikan militan menggunakan wilayahnya untuk menyerang negara lainnya.
Ia juga mengatakan Pakistan tidak akan sabar menghadapi pelanggaran atas wilayahya atas nama perang terhadap militansi.
Zardari menang dalam pemilihan presiden bulan ini untuk menggantikan sekutu tegas AS Pervez Musharraf yang mundur Agustus di bawah ancaman pemakzulan, demikian Reuters.(*) Sumber Berita ANTARA

Sabtu, 20 September 2008

Pasukan Kafir AS Mulai Menyebar di Mindanao


ZAMBOANGA (Arrahmah.com) – Pasukan kafir AS mulai menyebar di Mindanao, wilayah yang sering mendapatkan serangan dari mujahidin MILF.
Pemimpin angkatan perang Philipina mengatakan Pasukan AS datang membantu militer lokal mengatais serangan-serangan dari MILF.

“Pasukan Amerika berbasis di dalam Zamboanga, sesampainya kami di sini, mendapat petunjuk dari para intelijen philipina,” ujar Kolonel Benito de Leon, komandan pasukan Infanteri 104.

Militer lokal mengatakan pasukan AS telah menyebar di provinsi yang tengah membangun sistem irigasi dan penyediaan air bersih sebelum Komandan MILF, Abdurrahman Macapaar melakukan serangan-serangan ke sana.

Pertempuran sengit yang terjadi Rabu (17/9) lalu menewaskan 7 tentara kafir Philipina, seorang mujahidin MILF juga syahid di sana. Setelah sekian banyak tentara yang tewas dan terluka, pemerintah Philipina meminta AS mengirimkan pasukannya ke sana.

Arroyo menawarkan perjanjian damai dengan syarat ketiga komandan MILF diserahkan ke pemerintah untuk diadili, ketiganya yaitu Macapaar atau Komandan Bravo, Umbra Kato dan Sulayman Pangalian.

Mujahidin MILF menolak permintaan tersebut dan memperingatkan akan melakukan peperangan dahsyat jika pemerintah Philipina terus menyerangnya. (Hanin Mazaya/Arrahmah.com)

Jumat, 19 September 2008

Ceceran Meluas Hingga 10 KM

Pertamina Balongan Berupaya Tanggulangi Kebocoran
INDRAMAYU, Warta Wiralodra
Ceceran minyak mentah yang terjadi di perairan Indramayu akibat bocornya floating hose di stasiun bawah laut atau Single Boy Morring (SBM) 150.000 DWT semakin meluas. Saat ini ceceran minyak mentah tersebut sudah mencapai 5 kecamatan sejauh 10 kilo meter dari perairan Brondong hingga Singaraja. Ceceran crude oil mengakibatkan kerusakan pada ekosistem dan biota laut. Sehingga areal tambak yang tersebar di sisi perairan ikut terkena dampak. GM Pertamina UP VI Balongan, Irianto Ginting didampingi Kahupmas Pertamina UP VI, Darijanto, meninjau lokasi dan bertemu sejumlah intansi terkait yang pertemuannya diadakan di Desa Tambak, Kamis (18/9).
Hadir pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Ir Abdul Rosyid Hakim, Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Drs H Suherman, Kepala Kantor Pelabuhan Drs Sukiman, Ketua Kompi H Juhadi Muhammad serta sejumlah pengusaha tambak.
GM Pertamina UP VI Balongan Irianto Ginting mengungkapkan, kebocoran yang terjadi pada tanggal 14 September 2008 bermula saat bongkar minyak dari Kapal MT Arendal melalui SBM 150.000 DWT yang akan ditransfer ke tangki darat. Ia mengakui, kebocoran dan tumpahan minyak telah ditanggulangi agar minyak tidak terus mengalir. Kemudian mengganti hose dengan yang baru, menggelar oil boom guna mencegah minyak yang tumpah ke laut dan penyemprotan oil dispersan. Terakhir mengambil ceceran minyak yang terdampar di pantai bekerja sama dengan DPLH, Diskanla, Dishub, LSM Siklus dan Kompi serta masyarakat sekitar pantai.
Kepala Diskanla Ir Abdul Rosyid Hakim mengatakan, kebocoran yang terjadi merugikan masyarakat khususnya pengusaha tambak yang area pengairannya terkena ceceran minyak mentah. Sehingga tambak tidak bisa diairi, sebab jika dipaksa maka tambak akan tercemar oleh minyak mentah tersebut. “Dampaknya sangat dirasakan bagi masyarakat sekitar pantai. Kondisi ini harus segera diatasi oleh Pertamina sebagai pemilik minyak mentah tersebut,” ujar Hakim.
Sementara itu, untuk melakukan pembersihan ceceran minyak mentah, tim serta masyarakat melakukan pembersihan siang maupun malam hari. Ceceran minyak tersebut jika siang hari mencair akibat suhu panas matahari, sehingga menyatu dengan pasir dan susah untuk dibersihkan. Namun saat malam hari, minyak mentah tersebut menggumpal sehingga lebih mudah untuk dibersihkan. Pembersihan minyak diperkirakan bakal memakan waktu lama, sebab minyak mentah yang masih terdapat di perairan akan terus terseret hingga ke daratan dan mengakibatkan pencemaran.
Ndra
CO.CC:Free Domain